"Volume perdagangan kita selama ini belum menggambarkan potensi kedua negara, sehingga kita sepakat untuk meningkatkan kerjsama tersebut," kata Hatta.
Menurut dua, Indonesia akan meningkatkan kerjasama dengan Austria di bidang perdagangan, investasi dalam bidang teknologi clean energy, kesehatan, transportasi, dan infrastruktur. Kedua menteri juga melakukan penandatanganan beberapa dokumen kerjasama.
Nota kesepahaman pertama yang diteken adalah perusahaan Austria Doppelmayr Sellbahnen GmbH dan PT Saratoga Infrastruktur tentang proyek sistem transportasi untuk wilayah Jakarta dan Bandung.
Adapun nota kesepahaman kedua diteken oleh perusahaan Austria Andritz Hydro GmbH dengan PT PLN. Nota ketiga adalah LoI antara perusahaan Austria Andritz Hydro GmbH dengan Pusat Litbang Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum untuk proyek pembangunan proyek-proyek power plant HydroMATIX, peningkatan dan rehabilitasi PT Tonsea Lama dan instalasi peralatan elektromagnetik untuk PLT Sawangan.
Pada saat yang sama, beberapa perusahaan Austria melakukan presentasi 13 proyek kerjasama yang ditawarkan kepada pihak Indonesia, yang umumnya bergerak di bidang teknologi, transportasi, dan kesehatan. Menurut Hatta, beberapa di antaranya adalah proyek yang masuk dalam bluebook.
"Ke depannya, kita akan terus mendorong para pengusaha kedua negara untuk lebih aktif meningkatkan kerjasama di banyak area. Dengan demikian kita bisa meningkatkan kerjasama ke level lebih tinggi," kata Hatta.
Posisi negara Austria yang terletak di sentral benua Eropa, diharapkan strategis untuk penetrasi pasar kedua negara di Eropa.
Selain itu, kerjasama tersebut juga merupakan bentuk komitmen Indonesia untuk mewujudkan integrasi ekonomi ASEAN di tahun 2015. "Dalam hal ini, Indonesia berkewajiban membangun konektivitas domestik. Kita tidak hanya terpaku pada kerjasama dengan negara-negara Asia, tapi secara bilateral juga akan melakukan pendekatan pada negara-negara Eropa, termasuk Austria," ucap Hatta.
EVANA DEWI