Dalam rentang delapan bulan, kata Dahlan, telah terjadi empat kali kerusakan pada trafo di gardu induk. Akibatnya, pasokan listrik di wilayah Jakarta berkurang dan diberlakukan pemadaman bergilir.
"Gardu induk yang mengalami gangguan bertegangan ekstratinggi 150-500 kilovolt ampere, (trafo) berasal dari merek yang sama, Areva dan ABB," katanya. Selain itu, usia trafo yang mengalami gangguan belum tergolong tua. Areva adalah produsen pembuat infrastruktur kelistrikan asal Prancis dan ABB dari Swedia.
Untuk mengatasi kerusakan trafo arus, kata Dahlan, pihaknya berencana melakukan kerja sama dengan pemasok dari Cina. Kerja sama juga bakal diperluas melalui pembelian gardu induk dari Negeri Tirai Bambu.
"Kami sudah punya rencana membeli enam unit trafo dari Cina untuk menambah daya," tutur Dahlan. Untuk satu unit trafo asal Cina, "Biayanya sekitar Rp 100 miliar."
Kerusakan pada trafo arus, menurut juru bicara PLN, Bambang Dwiyanto, disebabkan oleh adanya keretakan di salah satu komponen trafo. Akibatnya, 42 ton minyak pada trafo tercemar serpihan retakan dan harus dikuras. "Perbaikan trafo pada gardu induk Kembangan itu membutuhkan waktu sampai Senin."
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta PLN memberikan kompensasi sebesar 10 persen kepada pelanggan karena telah melakukan pemadaman bergilir. "Itu tercantum dalam Tingkat Mutu Pelayanan," kata Sudaryatmo, Pengurus Harian YLKI, akhir pekan lalu.
Seharusnya manajemen PLN membuat perencanaan kelistrikan yang baik dan andal untuk mencegah terjadinya pemadaman. Caranya, dengan membangun cadangan trafo sebanyak 30 persen dari 10 persen pada saat ini.
ALI | SYAIPUL BAKHORI | SUTJI D