Menurut Kepala Pusat Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Mulyono Machmur MS, tahun lalu konsumsi beras di Indonesia mencapai 139,15 per kilogram/kapita/tahun. Jumlah tersebut jauh melebihi Jepang yang konsumsi berasnya hanya 60 kilogram/kapita/tahun dan Malaysia 80 kilogram/kapita/tahun.
"Takutnya tanpa ada diversifikasi pangan, Indonesia akan menghadapi kelelahan dalam peningkatan produksi beras. Maka itu mulai sekarang ketergantungan terhadap beras harus dikurangi. Bahan baku umbi kayu dan umbi jalar kalau dibuat jadi tepung nantinya bisa diolah lagi jadi makanan yang bisa mensubtitusi beras," ujarnya.
Cara lain diversifikasi pangan, menurut Mulyono, dengan memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk kembali mengkonsumsi makanan pokok daerah masing-masing. "Sekarang kami coba kembalikan makanan pokok daerah masing-masing seperti di Madura kami tingkatkan konsumsi jagung, Papua dengan sagunya, singkong di Jawa Tengah," katanya.
Jika program diversifikasi berhasil, Mulyono menambahkan, nantinya Indonesia bisa mewujudkan cita-cita sebagai negara pengekspor beras. "Sekarang kami terus tingkatkan produksi tapi tingkat konsumsinya kami tekan sehingga nantinya bisa surplus dan menjadi negara pengekspor," ujarnya optimistis.
ROSALINA