“Setiap panen, para petani selalu menyisakan untuk bibit pada musim tanam menatang, tetapi, semuanya sudah mulai membusuk karena kuwalitas bawang merah tidak bagus,” kata Subarjo, salah satu petani bawang merah di desa Srigading, Sanden, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (8/10).
Pada musim panen kemarin, kata dia, kuwalitas bawang merah tidak bagus disebabkan oleh musim yang tidak menentu. Pada musim kemarau sering turun hujan. Namun jika tidak turun hujan, panasnya sangat menyengat. Hal itu mengakibatkan daun mengering dan umbi tidak maksimal. Selain itu warna umbi bawang merah yang biasanya merah keunguan dan mengkilap, pada panen kali ini berwarna kusam.
Para petani, kata dia terpaksa menjual calon bibit bawang merah karena sebagian sudah mulai membusuk. Jika tidak dijual, maka petani akan semakin rugi, karena umbi bawang merah yang membusuk akan menular ke umbi yang lainnya.
“Kalau mau beli bibit bawang merah saat ini, tidak ada yang menjual. Jika pun ada, petani menyimpan sendiri, itu pun sangat sedikit karena banyak yang membusuk,” kata dia.
Untuk lahan tanam bawang merah satu hektar dibutuhkan sebanyak 700 kilogram hingga 1 ton bibit bawang merah. Sehingga setiap panen, para petani selalu menyisakan untuk bibit pada musim tanam mendatang. Dalam satu hektar lahan , petani bisa mengasilkan sebanyak 14 ton hingga 24 ton bawang merah.
“Kami mengharap pada musim tanam bawang merah pada Februari 2011 mendatang pemerintah sudah bisa mengupayakan dengan mendatangkan bibit dari daerah lain,” kata dia.
Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Kabupaten Bantul, Edy Suharyanto mengakui, tahun ini hasil panen bawang merah tidak maksimal. Sebab anomali cuaca mengakibatkan banyak kerusakan pada tanaman bawang merah. Pemerintahpun akan mengupayakan dengan mencarikan bibit bawang merah ke Brebes Jawa Tengah dan Kediri Jawa Timur.
“Kami harap petani merawat bibit bawang merah dengan baik, kami juga mengupayakan untuk mendatangkan bibit dari sentra bawang merah,” kata dia.
MUH SYAIFULLAH