TEMPO Interaktif, Bantul-Industri rokok kretek di Yogyakarta menampung ribuan tenaga kerja dari kalangan miskin dan berpendidikan rendah. Mayoritas mereka adalah perempuan yang dipekerjakan sebagai pelinting rokok sehingga tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi.
“Sistem perekrutan tenaga kerja pabrik rokok berbeda, sebelum pabrik didirikan, kepala desa mencatat warga miskin dan mereka dididik lalu dipekerjakan,” kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X usai meresmikan pabrik rokok kretek Mitra Produksi Sigaret ke 4 di Pleret, Bantul, Yogyakarta hari ini.
Saat ini ada empat pabrik rokok kretek Mitra Produksi Sigaret yang berada di Bantul, Sleman dan Kulon Progo. Rata-rata setiap pabrik mempekerjakan 1.500 tenaga kerja dari warga miskin yang pendidikannya rendah. “Ini pekerjaan yang khusus untuk warga miskin, kalau pada lapangan kerja pada umumnya, mereka kan sulit untuk masuk,” kata dia.
Maka di setiap tempat parkir pabrik rokok kretek, ujarnya, kebanyakan terdapat sepeda onthel . Jarang sekali para pekerja mengendarai sepeda motor. Perikrutan tenaga kerja dari kalangan warga miskin tersebut ditegaskan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
“Untuk tenaga kerja yang tugasnya melinting rokok kan kita tidak berbicara lulusan SMA atau perguruan tinggi,” kata Sultan.
Ia menambahkan, dengan dibukanya pabrik rokok kretek dibawah manajemen PT Yogyakarta Tembakau Indonesi tersebut semakin menggairahkan perekonomian desa, menambah pendapatan asli daerah, serta meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat sekita pabrik.
Menurut John Gledhill, Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk tiga pabrik rokok kretek yang sudah berdiri sebelumnya telah menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar pabrik. Selain menciptakan lapangan kerja, perusahaan ini telah berkontribusi untuk membayar pajak cukai lebih dari Rp 302 miliar pada semester pertama 2010.
Angka ini naik sebesar 7,26 persen dari tahun lalu. Secara umum penjualan produk PT Sampoerna di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta di tahun 2009 mencapai 5,3 mikiar batang rokok. “Dengan pembukaan pabrik rokok yang baru di Pleret ini, kami semakin memantapkan bisnis Yogyakarta, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” kata dia.
Para pekerja di pabrik rokok Mitra Produksi Sigaret dididik oleh PT HM Sampoerna seperti pelatihan kerja, pemeliharaan produksi dan lain-lain.
MUH SYAIFULLAH