TEMPO Interaktif, Jakarta -Badan Pusat Statistik Kota Kediri mencatat terjadinya kenaikan harga bahan makanan yang cukup tinggi mulai bulan Juni 2010. Kondisi ini memicu terjadinya inflasi sebesar 1,27 persen dan menempatkan Kediri sebagai daerah inflasi tertinggi kedua di Jawa Timur.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri Arif Joko Sutejo mengatakan, kenaikan harga ini terjadi di sektor bahan makanan. Berdasarkan hasil survei BPS kenaikan ini mencapai 5,62 persen, jauh di atas pergerakan harga bahan bakar, air, listrik, dan pakaian. “Ini tertinggi kedua di Jawa Timur setelah Jember,” kata Arif kepada Tempo, Minggu (10/7).
Masih menurut Arif, kenaikan ini menyumbang terjadinya inflasi tahun kalender sebesar 2,59 persen. Angka ini cukup mengejutkan karena tercatat sebagai inflasi tertinggi di tujuh daerah pemantauan di Jawa Timur. Dalam perhitungan ini Kota Surabaya justru tercatat mengalami inflasi terendah dengan angka 1,93 persen.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga di Kota Kediri mulai bulan Juni kemarin antara lain cabe rawit, daging ayam ras, beras, cabe merah, telur ayam ras, bawang merah, pepaya, apel, tering panjang serta emas perhiasan.
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan serta menghambat terjadinya inflasi adalah tomat sayur, gula pasir, minyak goreng, bawang putih, bayam, bandeng, jagung muda, tomat buah, bensin jenis Pertamaks dan besi beton. “Barang-barang tersebut paling banyak dikonsumsi masyarakat,” jelas Arif.
Sementara kota lain di Jawa Timur yang dihitung sebagai penimbang inflasi nasional rata-rata mengalami hal serupa. Inflasi tertinggi terjadi di Jember sebesar 1,31 persen, sedangkan terendah di Madiun sebesar 0,64 persen.
HARI TRI WASONO