Perbaikan peringkat tersebut, menurut Agus, menjadi catatan yang baik bagi perkembangan investasi Indonesia di mata dunia. "Langkah Indonesia harus lebih hati-hati, lebih sustainable, dan lebih kuat," ujar dia.
Ia berharap kondisi positif ini dapat terus dipertahankan. Jika demikian, bukan tak mungkin Indonesia kembali mendapatkan peringkat layak investasi. Menurut Agus, kuncinya menjaga cadangan devisa dan mengelola fiskal dengan sehat. Peringkat layak investasi pernah disandang negeri ini pada 1997.
Moody's Investors Service, Senin (21/6), menaikkan peringkat utang luar negeri (sovereign credit rating) Indonesia dari "stabil" menjadi "positif". Moody's juga menaikkan peringkat obligasi Indonesia dalam mata uang asing menjadi Ba1.
Analis utama Moody's untuk Indonesia, Aninda Mitra dan Thomas J. Byrne, mengatakan kunci dari pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah besarnya pasar domestik yang dikelola secara tepat.
Beberapa gangguan eksternal terbaru, seperti ketidakstabilan di beberapa pasar utang Eropa, kata kedua analis itu, juga tidak berimplikasi serius terhadap fundamental kredit di Indonesia dan tetap pada tren yang membaik.
Moody's terakhir memberikan peringkat pada 16 September 2009. Saat itu peringkat utang luar negeri Indonesia ditingkatkan menjadi Ba2 dengan kondisi keseluruhan atau outlook stabil.
FAMEGA SYAVIRA