“Sampai sekarang belum ada perkembangan yang mengarah pada keputusan bentuk kerjasama korporasinya nanti seperti apa,” kata Eddy melalui sambungan telepon kepada Tempo, Kamis (17/6).
Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara Said Didu sebelumnya menyiratkan kerjasama Flexi dengan Esia akan mengarah pada kerjasama patungan atau joint venture. Namun, hal ini ditepis oleh Eddy. “Belum tahu. Kami masih mempelajari secara seksama semua pilihan aksi korporasi,” ujar dia.
Ada kemungkinan, Telkom melakukan spin off atau pemisahan Divisi Telkom Flexi. “Langkah tersebut hanya dilakukan jika proses konsolidasi yang akan dilakukan nanti memang mensyaratkannya,” tutur Eddy.
Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar beberapa waktu lalu mengatakan, pihaknya selaku pemegang mayoritas saham sudah merestui rencana Telkom bersinergi dengan Bakrie Telecom. Alasannya, langkah kerjasama tersebut akan menciptakan kekuatan baru di pasar seluler CDMA.
Meski masih remang-remang, namun rencana merger dua operator telepon seluler itu sudah membuat harga saham Bakrie Telecom terus melonjak. Harga saham berkode BTEL ini pada awal Mei lalu masih Rp 139 per lembar. Tapi dalam penutupan perdagangan kemarin, harga saham Bakrie Telecom sudah menyentuh Rp 172.
ISMA SAVITRI