Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Batik Van Gogh 'Made In' Bantul Tembus Italia  

image-gnews
Pembuatan kain batik tulis di sebuah rumah produksi Batik Mugi di Jalan Buntu, Jakarta (27/3). Peminat batik motif pesisir seperti Mega Mendung semakin meningkat setelah pengukuhan batik sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO. TEMPO/Nunu Nugraha
Pembuatan kain batik tulis di sebuah rumah produksi Batik Mugi di Jalan Buntu, Jakarta (27/3). Peminat batik motif pesisir seperti Mega Mendung semakin meningkat setelah pengukuhan batik sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO. TEMPO/Nunu Nugraha
Iklan
TEMPO Interaktif, Bantul - Batik dengan corak kontemporer beraliran ekspresionis karya warga Bantul, sukses menembus pasar Italia dan Amerika Serikat. Bukan cuma dua negara itu, tapi Malaysia, Singapura, dan Inggris pun menjadi tujuan ekspor batik tersebut.

“Batik lukis bergaya Van Gogh, Pablo Picasso, dan Leonardo Da Vinci dibuat dengan bahan batik. Itu yang sangat laku di Eropa dan Amerika,” kata Sugito, perajin batik lukis, di Gilangharjo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (15/6).

Usaha yang ia tekuni sejak 1988 itu memproduksi sekitar 1.500 lembar batik lukis ekspresionis yang dijual ke pasar dalam negeri 50 persen, dan sisanya diekspor. Harganya berkisar antara Rp 25 ribu hingga Rp 1,5 juta per lembar, tergantung bahan dan tingkat kesulitan lukisan batiknya.

Bahan yang digunakan sebagai dasar batik ekspresionis itu berasal dari katun seratus persen. Pola desain bahan batik ini, sesungguhnya, tidak berbeda dengan batik tradisional. Yaitu dengan menggambar memakai pensil lalu diberi lilin (malam) dan proses pewarnaan.

Semakin banyak warna, semakin rumit pula proses pembatikannya. Usai dibatik, baru proses pelukisan dengan bahan-bahan pewarna, baik tradisional maupun kimia. Untuk penonjolan lukisan digunakan lem binder sebagai perekat brom yang berwarna emas dan perak.

Mulanya, modal awal yang ia pakai untuk membuat batik itu hanya Rp 20 ribu saat itu. Namun, saat ini omzet per bulannya mencapai Rp 30 juta. Tak jarang para artis dan desainer yang memesan karya unik milik Sugito itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa perancang busana dan artis yang tertarik dengan batik buatannya antara lain Ivan Gunawan, Farhan, Maudy Koesnaedi, dan Ida Royani. “Kami memang punya dua jenis batik, batik untuk hiasan interior dan batik busana,” kata Sugito.

Para artis tertarik karyanya disebabkan desain yang ia buat tidak sama dengan batik lain. Sehingga satu karya hanya disedikan untuk satu produk. “Setiap desain, ya, hanya satu. Sehingga tak ada yang menyamai saat dipakai,” ujar dia.

Menurut alumnus Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) lulusan 1986 itu, latar belakang ide pembuatan batik ekspresionis kontemporer muncul karena ia bosan dengan desain tradisional. Maka, jadilah ide untuk membuat batik yang berbeda.

Menurut Juminah, istri Sugito, industri rumah tangga yang ia rintis merupakan satu-satunya pemasok batik ekspresionis kontemporer ke pabrik batik di Surakarta, semisal Batik Keris. “Sebelum Bom Bali, karyawan kami ada 80 orang. Sekarang tinggal 25 orang saja,” tuturnya.

MUH SYAIFULLAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

1 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".


Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

3 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director International Finance Corporation (IFC) Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat, Ahad, 21 April 2024. Sumber: Instagram @smindrawati
Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.


Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

6 hari lalu

Sejumlah remaja perwakilan dari berbagai daerah berjalan dengan mengenakan busana kolaborasi kebaya, adat, dan batik saat mengikuti pagelaran fesyen Batik Specta Nusantara di Kawasan Cagar Budaya Nasional Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 1 Oktober 2022.  Pagelaran fesyen yang menampilkan 1.000 busana batik nusantara itu sebagai upaya Pemerintah Kota Semarang mendukung Gerakan Peningkatan Produk Dalam Negeri (P3DN) sekaligus dalam rangka menyambut Hari Batik Nasional. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.


PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

31 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.


Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

33 hari lalu

Batik Ecoprint dari Kampung Brontokusuman Karangkajen Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.


Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

50 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.


KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

57 hari lalu

Ilustrasi Batik. shutterstock.com
KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).


Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Vespa Batik. (Foto: Piaggio Indonesia)
Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.


NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

Lancer Evo Batik. (Dok NMAA)
NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.


Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

CEO Rianty Batik, Aditya Suryadinata, ketika menceritakan pengalaman bisnisnya di Rianti Batik Malioboro, Yogyakarta, Selasa, 6 Februari 2024. Pelaku UMKM batik ini berbagi pengalaman mempertahankan bisnis ketika pandemi Covid-19 melanda. TEMPO/Riri Rahayu
Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.