Saat ini manajemen tengah melakukan restrukturisasi untuk persiapan. Belum ada penjamin emisi (underwriter) yang ditunjuk, tapi perusahaan memilih Morgan Stanley sebagai konsultan. Morgan Stanley dipilih karena perusahaan menginginkan investor yang lebih stabil.
Pihaknya ingin agar pembeli saham perusahaan nantinya bukan hanya investor jangka pendek. "Kami ingin kombinasi dengan investor jangka panjang dan menengah," katanya. Hingga kini, ia melanjutkan, perusahaan tetap menargetkan penawaran saham perdana dilakukan tahun depan.
Namun manajemen masih menunggu momen yang tepat untuk melepas saham. Sebab, katanya, pelepasan saham ini bukan untuk mencari dana segar. "Kami ingin menjadi perusahaan yang lebih transparan," tuturnya.
Blue Bird juga berencana menambah armada hingga 2.000 unit taksi reguler tahun ini. Perusahaan mengalokasikan Rp 260 miliar untuk penambahan tersebut. "Satu unit armada kami membutuhkan dana Rp 130 juta," kata Noni.
Jumlah armada Blue Bird saat ini mencapai 19 ribu unit, sebanyak 14 ribu di antaranya adalah taksi reguler. Jumlah taksi reguler terbanyak ada di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi sebanyak 11 ribu armada. Sisanya tersebar di Banten, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Lombok, dan Manado.
Noni mengatakan, tambahan armada itu akan disebar ke seluruh area pelayanan perusahaan. Termasuk untuk tiga wilayah yang menjadi sasaran ekspansi baru Blue Bird yakni Medan, Yogyakarta, dan kota di Sulawesi atau Kalimantan. "Kalau di Jabodetabek tergantung izin yang diberikan berapa," ujarnya.
Di Medan, Blue Bird berencana menyediakan 300 unit taksi reguler. Namun sejak diajukan setahun lalu, Dinas Perhubungan Sumatera Utara belum juga memberikan izin operasional. "Di Medan armada taksi tidak berlebih, makanya kami mau masuk ke kota itu," tuturnya.
Izin operasional juga belum dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan Yogyakarta. Sedangkan di Kalimantan masih tahap penjajakan. Untuk ekspansi ke tiga wilayah itu, Noni menambahkan, perusahaan juga mengalokasikan dana untuk investasi tanah, bangunan, dan sistem teknologi informasi. "Tapi berapa dananya tergantung berapa armada yang diizinkan," kata dia.
Selain itu Blue Bird juga berniat menambah 100 unit Toyota Alphard Vellfire untuk taksi eksekutifnya. Tiap unit membutuhkan biaya Rp 700 juta. Saat ini Blue Bird memiliki 35 unit Toyota Alphard. Tapi Noni enggan menyebut target pendapatan tahun ini. Yang jelas, target pendapatan kotor per unit taksi reguler sebesar Rp 430 ribu tiap hari. Saat ini Blue Bird melayani lebih dari tujuh juta penumpang tiap bulan.
DESY PAKPAHAN