"Saya akan membuka jaringan dengan mereka," katanya saat berkunjung ke Carrefour Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (17/3).
Chairul menjelaskan produk lokal akan mendapat perlakuan istimewa di toko ritel miliknya. Sebagai pemilik, katanya, ia bisa berpihak kepada produk-produk lokal. Misalnya produk lokal ditaruh di tengah sedangkan barang impor diletakkan di ujung sehingga tak terlalu banyak yang melihat.
Dia mengaku terkejut dengan penjualan jeruk mandarin yang mencapai 10 ton dalam dua hari di satu toko. "Bayangkan kalau itu produk dari petani lokal kita," ujarnya.
Namun ia hanya akan memasarkan produk yang kualitasnya sejajar dengan barang impor. Ia juga tidak akan membatasi produk-produk impor karena ada segmen pasarnya.
Sebagai bos baru, ia juga akan memperbaiki tampilan di sekeliling toko menjadi lebih nyaman. Tak lupa, menambahkan gerai Baskin Robbins dan Coffee Bean miliknya. "Ini kan kolaborasi sesama grup," katanya.
Trans Ritel, cucu usaha Para Grup, mengakuisisi 40 persen saham PT Carrefour Indonesia. Chairul mengaku ingin mengubah citra peritel asal Perancis ini menjadi ramah Usaha Kecil dan Menengah. "Nanti kami sediakan pojok rakyat yang menjual produk masyarakat yang tinggal di radius 1-2 kilometer dari toko," ujarnya.
Ia mengaku belum menetapkan target kinerja perusahaan pasca akuisisi ini. "Saya belum rapat dengan manajemen," katanya.
Tahun lalu perusahaan mencatat penjualan Rp 11,7 triliun dari 79 gerai (63 hypermart dan 16 supermarket) di 22 kota. Dalam dua bulan mendatang perusahaan akan meresmikan toko baru di Singaraja Bali dan Pontianak. Total akan ada 13 gerai baru pada tahun ini.
DESY PAKPAHAN