“Hingga kini perkembangan kredit masih negatif. Lebih banyak uang yang ditahan di perbankan dibanding digunakan,” katanya di Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (30/3) siang. Menurut data Bank Indonesia, pada kuartal-IV 2009 penyerapan kredit mencapai Rp 36,7 triliun.
Padahal, sebenarnya perbankan sudah mengucurkan sejumlah uang untuk kredit pembiayaan UMKM. “Tapi pelaku UMKM sendiri memilih mengembalikannya atau malah tidak mengambil alokasi kredit tersebut,” ujarnya.
Kondisi tersebut sudah menjadi siklus tahunan, sehingga hal itu tidak perlu dikhawatirkan. Penyerapan kredit baru akan naik mulai triwulan berikutnya. “Tahun ini kami menargetkan penyaluran kredit bagi UMKM mencapai Rp 165 triliun atau naik 22 persen dari tahun lalu,” tuturnya.
Dia optimistis target itu terpenuhi mengingat pertumbuhan ekonomi saat ini lebih bagus. “Selain itu, terbukti kekuatan ekonomi ada di sektor UMKM,” katanya. Hal itu tentu menjadi pertimbangan perbankan dalam penyaluran kredit. “Ditambah lagi, kini kian kemudahan dan kelonggaran bagi UMKM untuk mengakses kredit,” ujarnya.
UKKY PRIMARTANTYO