"Kondisi ini akan sangat sulit, terutama untuk industri kaca dan keramik karena mereka banyak mengkonsumsi gas," katanya ketika dihubungi Tempo pada Sabtu (27/3).
Menurut Sofyan, sebagai jalan keluar, kemungkinan besar kalangan industri akan mengurangi produksinya. "Karena pasokan gas juga akan dikurangi sebesar 20 persen," ujarnya. Pada gilirannya, kondisi ini juga akan memaksa pengusaha untuk mengurangi tenaga kerja. "Masuk akal kan, untuk apa mempekerjakan orang kalau produksi tidak maksimal karena pasokan gas kurang," kata Sofyan.
Terkait imbauan Menteri Perindustrian M.S. Hidayat kepada kalangan pengusaha untuk menunda penandatanganan kontrak kenaikan harga dengan PGN, Sofyan menganggap hal ini sebagai niat baik menteri. "Menteri tentunya mendukung kegiatan perindustrian, dan berniat menjadi mediator," ujarnya. Namun Sofyan memperkirakan negosiasi tersebut tidak akan memberikan hasil. "PGN melakukan itu bukan karena tidak mau memberi pasokan gas, tetapi memang sudah tidak punya cadangan gas lagi," katanya beralasan.
Krisis gas ini, menurut Sofyan, sudah kritis. "Sejak dulu masalah ini sudah terjadi. Kita ini kan sebenarnya memiliki cadangan gas, tapi malah diekspor. Seharusnya kan kepentingan dalam negeri yang didahulukan."
PINGIT ARIA