"Laporan soal itu sudah diserahkan ke Pansus dan KPK," katanya. Informasi ini pun, kata sumber lainnya, sudah dikantongi oleh Badan Pemeriksa Keuangan, Bank Indonesia, dan kepolisian sewaktu dilakukan pemeriksaan terhadap Robert Tantular, pemilik lama bank yang kini telah berganti nama menjadi Bank Mutiara ini.
Sebagian data itulah yang sejak akhir pekan lalu beredar luas di publik, termasuk di jejaring Facebook. Laporan 16 halaman itu berjudul "Transaksi Keuangan Mencurigakan atas Nama ZEM", berkaitan dengan penggelapan dana kas valuta asing Bank Century. Tertera pula tulisan tangan "Confidential for Anis Matta".
ZEM disebutkan kepanjangan nama dari seorang nasabah Century, Zederick Emir Moeis, yang juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Selain alamat rumah dan nomor kartu tanda penduduk, disebutkan nomor rekening giro valas atas nama ZEM. Sedangkan Anis Matta adalah Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera.
Menurut informasi itu, rekening Emir pada 2007-2008 diindikasikan telah menerima setoran valuta asing tanpa disertai fisik banknote atau dana tunai valas tersebut. Selain itu, pada 2008, Emir disebut-sebut telah menerima dana valas secara tunai dari Century dalam jumlah besar, namun tidak tercatat dalam pembukuan bank.
Sumber dana valas ke kantong Emir itu diindikasikan berasal dari penggelapan kas valas Century oleh mantan Kepala Divisi Banknote Century Dewi Tantular. Gara-gara banyaknya praktek penggelapan inilah, bank swasta itu pada November 2008 kolaps hingga akhirnya diselamatkan pemerintah dengan biaya Rp 6,76 triliun.
Setoran dana valas ke rekening giro Emir pada 2007-2008 sebesar US$ 337.092. Sedangkan dana valas yang ditarik dari rekening itu mencapai US$ 338.629. Adapun total penyerahan dana tunai valas ke Emir dilakukan tiga tahap pada Maret, Mei, dan Juli 2008, senilai total US$ 217.400. Hingga akhir 2009, Emir pun tercatat masih memiliki dana Rp 2,25 miliar di bank ini.
Proses transaksi valas ke rekening Emir banyak dilakukan melalui Stefannie, Account Officer Private Banking Century. Ketika dimintai konfirmasi, Stefannie membenarkan bahwa dia sering melakukan transaksi buat Emir. "Namanya juga private banking, semua yang lain juga begitu," katanya.
Menurut dia, Emir adalah nasabah lama yang menabung di Century sejak 2004. Tapi dia tidak mau berkomentar tentang aliran dana valas ke rekening Emir. "Tanya langsung saja ke orangnya," tuturnya.
Sayang, Emir memilih mengunci mulut. "Lihat saja laporan PPATK, itu yang paling benar. Saya tidak mau berpolemik," katanya. "Yang pasti, saya tidak menerima satu sen pun dana Century."
Anis Matta mengaku pernah mendengar ihwal rekening Emir ini. "Tapi apakah itu dana bailout atau bukan, harus dibuktikan dulu," katanya. Ketua PPATK Yunus Husein pun menolak berkomentar lebih jauh. Ia hanya menyatakan, "Saya sudah menyampaikannya ke Pansus."
METTA DHARMASAPUTRA | FAMEGA SYAVIRA | PHILIPUS PARERA