Salah satunya, merujuk pengalaman dua tahun terakhir, ketika pemerintah meluncurkan berbagai kebijakan subsidi sementara seperti pada pangan. "Itu semua kita lakukan supaya kalau ada tekanan yang sifatnya drastis, bisa diminimalkan," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam kunjungan ke Kantor Pelayanan Utama Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (19/1).
Tahun ini, menurut Sri Mulyani, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2010 cukup bisa menampung instrumen atau berbagai kebijakan serupa. "Saya rasa potensi itu bisa dilakukan," ujarnya. Meski demikian, dia berharap semua pihak tak perlu khawatir dengan potensi tekanan inflasi tahun ini.
Pasalnya, tak seperti 2007 dan 2008, tingkat inflasi akibat barang-barang impor (imported inflation) masih terkontrol. Apalagi, pada periode dua tahun lalu, nilai tukar rupiah melemah sehingga ikut mendorong lonjakan harga komoditas dan menyebabkan inflasi melampaui 10 persen. "Sekarang situasinya sangat berbeda, meski komoditas naik tapi nilai tukar kita cukup solid dan stabil," ujarnya.
Selain menyiapkan instrumen fiskal, Sri Mulyani menilai faktor pasokan barang juga perlu diperhatikan. "Kalau enggak ada suplainya akan menimbulkan volatilitas." Oleh sebab itu, menurut dia, komoditas seperti beras, gula, tepung terigu, kedelai, dan minyak goreng adalah lima komodtas yang selama ini pemerintah akan pantau dengan sangat detail.
Menteri Sri Mulyani optimistis inflasi tahun ini terkendali di kisaran 5 plus-minus 1 persen. Meski, pemerintah akan menggunakan target 5,5 persen, berubah dari asumsi awal APBN 2010 sebesar 5 persen. "Itu lebih karena potensi yang terjadi dari sisi harga komoditas," katanya. Untuk alasan itu pula, target SBI tiga bulanan juga diubah menjadi 6,8 persen dari sebelumnya 6,5 persen.
AGOENG WIJAYA