TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktur Utama PLN Dahlan Iskan mentargetkan tambahan daya dengan membeli listrik dari swasta 160 Megawatt pada semester I tahun ini. Selama satu bulan ini, PLN telah menambah daya 35 Megawatt. Selain masalah tambahan daya dari swasta, PLN juga masih mengharapkan tambahan daya dari pembangkit listrik panas bumi Pertamina Geotermal Energi.
Meski demikian, Dahlan mengakui dalam pembangunan pembangkit listrik masih kurang cepat. "Karena ada keinginan dari Pertamina yang tidak hanya menjual uapnya tetapi juga membangun pembangkitnya," katanya usai rapat penanggulangan krisis listrik di Kantor Wakil Presiden, Jumat (8/1).
Rapat yang dipimpin Wakil Presiden Boediono itu antara lain diikuti Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedi Saleh, Wakil Sekretaris Kabinet Lambock V Nahatans, dan Kepala Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan Kuntoro Mangunsubroto.
PLN, Dahlan menambahkan, menyetujui sikap itu karena pembangkit panas bumi adalah green energy. "Agar bisa segera beroperasi dan PLN bisa dapat listrik."Selain dari panas bumi, tambahan daya juga diharapkan dari sumber Coal Bed Methane (gas dari batu bara). PLN, kata Dahlan, sudah membicarakan hal ini dengan Perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam yang punya cadangan (gas) di Sumatera Selatan. Nanti rencananya, PLN membeli gas itu untuk dialirkan ke Jakarta untuk menghidupi PLTP. "Nanti dialirkan lewat pipa PGN dan itu sudah disepakati," tegasnya.
Kuntoro menambahkan, rapat juga menyepakati agar PLN segera membuka tender PLTU 2 x 200 megawatt di Kalimantan Timur dan Riau pada 1 Febuari 2010. "Sudah selesai pemecahan persoalannya dan 1 Februari PLN mulai menenderkannya," katanya.
EKO ARI WIBOWO