“Ini jelas akan berdampak pada petani tebu di Kabupaten Tegal,” ujar Udin Zainudin, saat ditemui di Slawi, Selasa (29/12). Ia menilai, impor gula yang hendak dilakukan oleh pemerintah akan menghancukan harga tebu. Kondisi ini dikhawatirkan akan merugikan petani lokal yang selama ini punya kontribusi terhadap pangan nasional.
“Seharusnya pemerintah ikut membantu pabrik gula yang selama ini bekerja sama dengan petani tebu,” ujar Udin. Ia juga menduga ada kepentingan pemodal di balik rencana impor gula yang dilakukan oleh pemerintah pusat. “Ini kebijakan pesanan dari para saudagar,” tutur dia.
Udin berencana akan melakukan kontrol peredaran gula di pasaran untuk menghindari anjloknya harga tebu yang ada di Kabupaten Tegal. “Kami akan bandingkan jenis gula di pasaran dengan persediaan gula di PG (Perusahaan Gula) Pangka,” katanya.
Administatur Pabrik Gula Pangka Kabupaten Tegal Agus Hananto menilai, rencana impor gula yang dilakukan pemerintah disebabkan oleh minimnya persediaan gula. Hal ini dibuktikan dengan produksi gula di PG Pangka yang hanya mampu memenuhi 85 persen dari total target 200 ribu kuintal. “Kalau tak impor, harga di tingkat konsumen akan tinggi,” ujar Agus.
Persediaan gula yang diproduksi PG Pangka sejak Mei hingga November sudah menipis dan tak mampu memenuhi kebutuhan. Selama ini kendala pemenuhan gula secara nasional disebabkan proses produksi yang hanya bisa dilakukan sekali setahun. “Itu tak memenuhi kebutuhan konsumen,” ujar Agus.
EDI FAISOL