Alasannya, Angkasa Pura memiliki lahan yang cukup luas untuk digunakan sebagai hanggar. Pengelola bandara Soekarno-Hatta itu juga dinilai sebagai mitra yang bisa bersinergi apalagi sesama badan usaha milik negara. Rencananya hanggar tersebut akan dibangun pada akhir tahun depan di kawasan Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Richard mengatakan pihaknya masih mengkaji skema pengembangan hanggar tersebut. Dia berharap pertengahan tahun depan atau paling cepat kuartal pertama 2010 sudah ada keputusan. "Apakah cukup leasing, bermitra dengan sama-sama membawa dana dan teknologi, atau hanya pendanaan saja," ujarnya.
Selain menggandeng Angkasa Pura, GMF juga tengah menjajaki perolehan kredit dari tujuh bank dan perusahaan pembiayaan untuk proyek itu, salah satunya BNI. Namun agak sulit memperoleh kredit untuk industri bengkel pesawat dari perbankan. Sebab perbankan membutuhkan jaminan berupa kontrak, sedangkan bengkel pesawat tidak memiliki kontrak dengan konsumen.
GMF akan membangun dua fasilitas bengkel pesawat khusus pesawat produksi Airbus dengan total investasi US$ 100 juta atau sekitar Rp 950 miliar. Fasilitas itu terdiri dari dua hanggar dengan total daya tampung 16 pesawat. Saat ini GMF memiliki hanggar dengan daya tampung 12 pesawat. Setelah pembangunan hanggar baru, daya tampungnya akan meningkat sampai 28 pesawat.
DESY PAKPAHAN