Menteri Perindustrian MS Hidayat menjelaskan, untuk melaksanakan program ini pemerintah tengah menyiapkan lahan mulai dari penampungan air laut, penguapan bertingkat, hingga kristalisasi bertingkat.
Pemerintah juga mempersiapkan program penyempurnaan saluran air garam primer hingga tersier. "Penyempurnaan saluran air dari laut hingga ke lahan penggaraman," kata Hidayat menjawab pertanyaan Komisi yang membidangi Perindustrian, Perdagangan, BUMN, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dan Investasi, Dewan Perwakilan Rakyat, hari ini (24/11).
Program lainnya adalah perbaikan tanggul-tanggul pemisah antar setiap kolam dan pengerasan lahan kristalisasi untuk mempercepat pembentukan kristal garam. Nantinya,untuk program intensifikasi di sentra produksi Sampang dan cirebon akan bekerjasama dengan PT Garam. "Sementara untuk sentra industri Rembang, akan bekerjasama dengan PT Cheetham Salt Indonesia," ucapnya.
Selain itu, Hidayat juga memaparkan beberapa permasalahan yang dihadapi industri garam. Permasalahan itu diantaanya soal rendahnya kualitas garam akibat waktu pungut yang rata-rata hanya empat hingga lima hari. Maka, produktivitas lahan rata-rata hanya 60 ton per hektar per musim.Padahal Australia dapat memproduksi mencapai 350 ton per hektar per hari. "Selain itu, teknologi proses yang digunakan masih tradisional," ujar Hidayat.
EKA UTAMI APRILIA