Iskandar Siregar, Humas PT Inco, mengatakan dari dua pembangkit milik INCO yakni Pembangkit Listrik Tenaga Air Larona dan Balambano, hanya mampu menghasilkan daya listrik 170 megawatt. Sedangkan saat beban puncak, kebutuhan listrik naik di atas 200 megawatt. "Bagaimana mungkin kami membantu PLN untuk mengatasi krisis listrik, kami saja biasa kekurangan," kata dia.
Defisit pasokan listrik biasa terjadi saat beban puncak. Untuk mengantisipasinya INCO menyiapkan 24 genset diesel yang berkapasitas masing-masing 2 megawatt dan dioperasikan saat perusahaan nikel itu mengalami kekurangan pasokan pasokan listrik dari dua pembangkit.
Selama ini, INCO sudah membantu Pemerintah dan PT PLN karena dari total kapasitas listrik yang dihasilkan. INCO memberikan 8 megawatt yang masuk ke sistem PLN. Masing-masing 5 megawatt dari PLTA Larona dan 3 megawatt dari PLTA Karebbe.
Dia menambahkan, pihak INCO tidak berharap banyak dari pasokan listrik 8 megawatt yang dijual kepada PLN untuk didistribusikan ke masyarakat. Harga yang diperoleh INCO hanya Rp 25 per kilowatt. Sedangkan PLN menjualnya ke masyarakat seharga Rp 550 per kilowatt. "ini bentuk bantuan INCO kepada masyarakat", ucap dia.
Semestinya, pemerintah tidak perlu membebani investor yang sudah beroperasi di daerah karena selama ini sektor industri sudah terbebani dengan penggunaan genset yang biaya operasinya jauh lebih besar ketimbang biaya listrik dari PLN. "PLN lah yang harus membenahi diri dan menyiapkan antisipasi sehingga krisis listrik tidak terjadi lagi," ujar dia.
Dia menilai permintaan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan itu cenderung membebani sektor industri yang memiliki pembangkit sendiri. "Kalau Pemerintah daerah begini terus maka akan mengancam iklim investasi", ujar dia.
Sebelumnya, Irman Yasin Limpo Kepala Badan Penanaman Modal Daerah Sulawesi Selatan mengatakan PT INCO mengalami kelebihan daya listrik karena mengurangi target produksi tahun ini menjadi sebesar 140 juta pound per tahun.
"INCO memiliki dua pembangkit listrik yang kapasitasnya besar dan mengurangi produksinya. Pasti banyak kelebihan daya listrik yang bisa diminta untuk menutupi defisit listrik di sulawesi Selatan," ujar Irman kepada Tempo. "Kami minta INCO bantu masyarakat yang kekurangan listrik."
INDRA O Y