Bank Danamon menetapkan pertumbuhan kredit mikro pada 2010 sekitar 20 hingga 30 persen yang sudah termasuk layanan kredit Adira Finance. Usaha mikro niaga tradisional hanya membutuhkan kredit kecil antara Rp 1 juta hingga Rp 50 juta.
Wakil Direktur Bank Danamon Indonesia, Jos Luhukay menyatakan, usaha mikro niaga tradisional memiliki potensi besar, ketimbang kredit infrastruktur, perumahan, dan industri. Kredit niaga tradisional merupakan sektor riil padat karya yang membutuhkan modal kecil dengan pengembalian cepat.
Dia berjanji akan mengalokasikan pagu kredit paling besar di Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada 2010. “Porsi kredit mikro akan lebih banyak dan merambah usaha padat karya. Pelaku usaha mikro hanya membutuhkan jumlah kredit yang kecil,” kata Jos kepada
Tempo di Makassar, Selasa (24/11).
Bank Danamon membukukan kredit mikro tumbuh 15 persen dari Rp 10,28 triliun menjadi 11,85 triliun pada posisi September 2009. Kredit mikro itu terserap di kredit tata niaga tradisional. Pundi-pundi keuntungan ini tidak lepas dari layanan Danamon Simpan Pinjam (DSP) yang sudah mencapai 1.000 unit di Indonesia.
Pesatnya pertumbuhan kredit mikro itu karena sistem persyaratan di DSP sangat ringan. Selama ini DSP memberikan persyaratan, misalnya pengusaha cukup visible, memperlihat surat keterangan usaha dari pengelola pasar atau mall, dan usaha sudah berjalan minimal dua tahun.
Untuk memperkuat bisnis keuangan mikro itu, Bank Danamon akan terus menambah unit layanan DSP di pusat niaga tradisional. Bahkan pada 2010 nanti, DSP sudah akan melayani pedagang kaki lima. “Hampir semua kredit Bank Danamon akan menyentuh sektor mikro. Pedagang kali lima yang sering digusurpun akan kami beri modal kerja,” ucap dia.
Berdasarkan laporan keuangan Bank Danamon per September 2009, kemajuan kredit mikro secara nasional telah menyedot 53 persen dari total penyaluran kredit Rp 62 triliun. Kredit mass market itu mencakup Danamon Simpan Pinjam (DSP), Adira Finance, dan kredit individu. Adira Finance bidang otomotif mengambil porsi 9 persen dari Rp 1,48 triliun, membengkak Rp 17,95 triliun.
Pembiayaan mikro perlengkapan rumah tangga dan elektronik naik 16 persen dari Rp 736 miliar menjadi Rp 857 miliar. Sementara kredit mikro perorangan tumbuh tiga persen menjadi Rp 2,1 triliun. “Mulai 2010 kita akan fokus menggarap keuangan di luar Pulau Jawa. Sektor mikro di Kawasan Timur tumbuh pesat di luar dugaan para bankir,” tutur dia.
Kepala Wilayah Bank Danamon wilayah IV, Andrew Wongjaya mengaku, akan menambah 19 dari 72 unit DSP yang sudah beroperasi di Sulawesi, Maluku dan Papua, sehingga di 2010 akan menjadi 91 unit DSP.
Penambahan unit DSP di kawasan niaga tradisional itu, menurut dia, bukti komitmen Bank Danamon menggarap sektor mikro di Kawasan Timur. “Kawasan Timur akan menjadi urat nadi utama bisnis keuangan Bank Danamon di Indonesia,” kata dia.
Metode pelayanan DSP, kata Andrew, langsung menjemput bola. Setiap hari debitur akan didatangi petugas kredit. Aktifitas tenaga kerja DSP itu, juga akan menilai tingkat kemajuan usaha debitur, memberikan bimbingan, tambah modal kerja, dan memperlancar pembayaran angsuran debitur.
Bank Danamon juga akan menambah 50 jaringan mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Saat ini bank yang memilik laba bersih setelah pajak Rp495 miliar itu, telah mengoperasi 80 unit ATM di Kawasan Timur.
SULFAEDAR PAY