Langkah tersebut sesuai arahan Gubernur Sulawesi Selatan yang disampaikan pada Rapat Kerja Bank Sulsel beberapa pekan lalu di Makassar. "Utamanya segmen mikro, kecil, dan menengah. Kami siap melayani mulai tahun depan," ujar Zainal Abdi, Kepala Divisi Kredit Bank Sulsel kepada Tempo, Rabu (11/11).
Bank Sulsel, kata Zainal, siap menjalankan arahan gubernur tersebut karena sangat membantu percepatan perekonomian masyarakat di Sulawesi Selatan. Zainal menyebutkan dari total kredit yang terealisasi per September 2009 sebesar Rp 3,4 triliun, porsi untuk kredit produktif masih rendah dibandingkan kredit konsumtif yakni 28 persen berbanding 72 persen.
Namun, porsi itu sudah mengalami peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,2 triliun dengan porsi kredit produktif hanya di bawah 10 persen. "Ditargetkan hingga akhir tahun porsi kredit produktif bisa mencapai angka yang ditargetkan 35 persen," ucapnya.
Dengan kekuatan jaringan 29 cabang, kata Zainal, kredit produktif untuk segmen mikro yang dinamakan Pundi Usaha Rakyat (PUR) akan segera diluncurkan awal tahun depan dengan plafon kredit maksimal Rp 20 juta. Bunga kredit yang ditawarkan sebesar 14 persen.
"PUR akan lebih fokus menyentuh 5 sektor yakni pertanian, perkebunan, perikanan, kerajinan dan kelautan," ucap dia. Selain itu, untuk penghimpunan dana pihak ketiga tahun depan akan lebih agresif lagi dengan menggarap sektor swasta yang menjadi debitur selama ini.
"Menjadi persyaratan calon debitur swasta tahun depan harus memiliki tabungan Bank Sulsel," imbuhnya. Produk tabungan baru yang disiapkan untuk menyentuh segmen swasta itu rencananya diliuncurkan tahun depan. Meski demikian, ia enggan menyebutkan nama produk tersebut.
"Selama ini tabungan hanya didominasi oleh kalangan pegawai negeri sipil tapi tahun depan akan diforsir untuk membidik sektor swasta," tuturnya. Bank Sulsel mencatat realisasi DPK per September 2009 sebesar Rp 3,6 triliun atau naik tipis Rp 3,4 triliun (year on year) dari tahun lalu.
INDRA O Y