Raymond mengatakan, pada 2008 nilai perdagangan Indonesia dan Hong Kong mencapai US$ 4,48 miliar atau Rp 42 triliun, naik 15 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Rata-rata pertumbuhan perdagangan bilateral Indonesia dengan Hong Kong sejak 2006 hingga 2009 sebesar 15-20 persen. Sehingga diharapkan tahun depan kenaikannya juga mencapai 20 persen.
Dia menjelaskan nilai perdagangan Hong Kong bisa mencapai US$ 2 miliar setiap hari atau US$ 760 miliar per tahun. Transaksi perdagangan dengan Indonesia, katanya, masih sangat minim sehingga potensi pasar di Hong Kong sangat besar. "Makanya saya sangat mendorong pengusaha Indonesia untuk memasarkan barangnya di Hongkong karena impor kami sangat besar," ucapnya.
Raymond menuturkan produk mode Indonesia sangat berpotensi untuk dijual di Hong Kong karena kualitasnya bagus. Produk berpotensi lainnya adalah makanan, khususnya teh. Menurut dia, teh buatan Indonesia sangat digemari karena benihnya berasal dari Hong Kong. Negara itu bahkan tak hanya mengimpor teh dari Indonesia tapi juga mengekspornya ke negara-negara lain.
Dia mengatakan regulasi di Hong Kong tidak akan menjadi kendala bagi produk makanan dari Indonesia. Selama sudah sesuai dengan standar internasional, produk dari Indonesia bisa dipasarkan di sana.
Raymond menambahkan produk alat-alat rumah tangga dan kemasan dari Indonesia juga berpotensi untuk dipasarkan di sana. Sebab, selain negara pengimpor, Hong Kong juga pengekspor sehingga membutuhkan kemasan untuk mengirimkan barang-barangnya. Nilai transaksi itu bisa ditingkatkan dengan 30 pameran yang akan digelar Hong Kong tahun depan. Pameran yang dimulai Januari 2010 tersebut bisa memberikan kesempatan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) Indonesia untuk menjual produknya ke negara-negara lain.
Apalagi, pameran itu akan dihadiri oleh pembeli dari berbagai negara di Amerika dan Eropa. "Pameran ini bisa menjadi perantara bagi pengusaha Indonesia untuk menjual barangnya ke Amerika dan Eropa," ujarnya. HKTDC menargetkan 28 ribu peserta dalam pameran itu. Sementara jumlah pengunjung ditargetkan 600 ribu orang. Namun Raymond enggan mengungkapkan berapa target nilai transaksi dari pameran tersebut.
Raymond menambahkan pihaknya memberikan paket sponsor bagi peserta senilai US$ 10,3 juta atau sekitar Rp 100 miliar. Paket tersebut termasuk tiket pesawat dan kamar hotel. Pameran-pameran yang dilaksanakan di Hong Kong antara lain produk mode pada 18-21 Januari. Pameran alat-alat elektronik digelar pada 13-16 April dan perhiasan pada 5-9 Maret.
DESY PAKPAHAN