Padahal pada periode yang sama pada 2008 penyaluran kredit sebesar Rp Rp 23,9 triliun. Penyaluran kredit di sektor tersebut merupakan fokus dan andalan bank ini yang akan dikembangkan menjadi penyaluran kredit kepada segmen komersial dan konsumer.
“Kami mampu mengelola segmen ini dengan didukung oleh penerapan risk management (manajemen risiko) yang semakin maju sehingga bisa menjalankan operasional bank dengan prinsip-prinsip kehati-hatian,” kata Tri Joko Prihanto, Direktur Keuangan Bank Bukopin, di Jakarta, Kamis (5/11).
Untuk menunjang sektor riil di usaha kecil, penggarapannya pun dimaksimalkan dengan membuka unit simpan pinjam mikro Bukopin. Saat ini telah terbentuk 81 unit outlet simpan pinjam mikro di Jakarta dan sekitarnya. Selain itu kini juga telah dikembangkan kerja sama dengan lembaga mikro Swamitra yang berjumlah 476 outlet yang on-line.
Ia menambahkan, di tengah krisis ekonomi global ini total aset konsolidasi pada triwulan ketiga mencapai Rp 36,7 triliun atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 30,5 triliun. Penyebab kenaikan aset konsolidasi tersebut adalah meningkatnya dana ketiga sebesar Rp 30 triliun atau 26,26 persen dari periode yang sama pada 2008.
Glen Glenardi, Direktur Utama Bank Bukopin, menyatakan pihaknya mengedepankan layanan berkualitas melalui seluruh jaringan distribusi yang dimiliki. “Kami berupaya untuk memahami kebutuhan nasabah,” ujar dia.
MUH SYAIFULLAH | FAMEGA SYAVIRA