TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Direktur Pelabuhan Indonesia II, RJ Lino menyatakan jauh lebih baik terminal peti kemas Koja dan Jakarta International Container Terminal (JICT) tidak digabung. Namun yang akan dilakukan adalah mensinergikan keduanya. "Sehingga kapasitasnya naik jadi 15-20 persen," katanya dalam Seminar "Jakarta as Indonesia's Hub Port" di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (2/11).
Demikian pula dengan operasi dan menara kontrolnya sehingga biaya operasionalnya jadi berkurang. Lino menilai penggabungan kedua terminal itu hanya akan menimbulkan komplikasi.
Untuk menjadikan Tanjung Priok pelabuhan penghubung atau Hub port, Lino menambahkan kuncinya ada di transhipment kontainer. "Dokumentasi harus kurang dalam setengah hari," katanya. Sehingga kurang dari 24 jam barang bisa pindah kapal. "Kalau satu minggu, orang pindah ke singapura," katanya. Sekarang, kata Lino Tanjung Priok kalah dengan Malaysia, Taiwan dan Vietnam.
IQBAL MUHTAROM