"Kuartal ketiga naik," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), Dedy Mulyadi di Departemen Perindustrian, Jakarta, Jumat (2/10). Ia menambahkan, pertumbuhan pada kuartal pertama dan kedua tahun ini masing-masing 1,8 persen.
Dedy optimistis pertumbuhan industri bahkan bisa mencapai 2,5 persen sesuai target tahun ini. Alasannya, kondisi perekonomian dunia mulai membaik. Sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Jepang dan Eropa menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Sektor industri yang paling mendukung tingginya pertumbuhan adalah industri makannan. Dedy menyebutkan, utilisasi industri rata-rata mencapai 60 persen.
Pertumbuhan industri tahun ini memang lebih rendah dibandingkan angka pada 2008. Namun ia menilai angka tersebut masih cukup baik. Lagipula, rendahnya angka pertumbuhan industri karena imbas dari krisis ekonomi global.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, bahan baku dan barang modal masing-masing minus 40,9 persen dan minus 1,77 persen. Sesuai perkiraan BPS, penurunan angka impor bahan baku dan barang modal ini akan mempengaruhi pertumbuhan industri.
Menanggapi ini, Dedy mengatakan justru industri menunjukkan pemulihan dengan naiknya angka pertumbuhan di atas dua persen pada kuartal ketiga. Apalagi menjelang akhir tahun, permintaan barang diperkirakan akan meningkat karena ada libur, Natal, dan Tahun Baru.
Ia mentargetkan tahun depan pertumbuhan industri bisa mencapai 3,9 sampai 4,9 persen. Penetapan target lebih tinggi karena kondisi ekonomi dunia yang diprediksi mulai pulih.
NIEKE INDRIETTA