Menurut Thomas, Indonesia belum memiliki merek nasional yang besar sehingga sulit merebut pasar internasional. Padahal produk makanan olahan memiliki potensi besar untuk merebut kesempatan ini. Hal ini terlihat dari tingginya ekspor makanan dan minuman olahan mencapai US$ 2,997 miliar pada tahun 2008 dengan tujuan terbesar ke Uni Eropa dan Jepang.
Minimnya identitas global menjadi kendala terbesar. Hanya segelintir merek lokal produk makanan dan minuman yang dikenal dunia antara lain mie instan Indomie, permen kopi Kopiko, kerupuk udang Finna, minuman kemasan Teh Botol, dan teh Sari Wangi. "Tantangan merek ini penting, mereka tidak kenal produk Indonesia," ujarnya.
Sementara produsen lokal juga masih belum peka mengenai pentingnya merek dagang. Thomas mencontoh produk nanas dalam kaleng asal Indonesia, Great Giant Pineapple yang merupakan produsen nanas kalengan terbesar di dunia, dijual dengan 36 merek berbeda sesuai permintaan pembeli. "Untuk merebut pasar tergantung merek, promosi yang baik yang akan menang," tutur dia.
VENNIE MELYANI