TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah telah menyepakati harga gula dalam pasar murah yakni Rp 7.000 per kg atau lebih murah Rp 2000 ketimbang harga eceran. Deputi Menteri koordinator Perekonomian Bayu Krisnamurthi mengatakan pemerintah telah mendapatkan komitmen dari produsen gula BUMN PT Perkebunan Nasional dan PT Rajawali Nusantara Indonesia serta perusahaan swasta untuk memberikan pasokan gula ke pasar murah.
"Harga 7000 itu mereka tidak rugi," ujarnya di sela dialog pakar Kamar Dagang dan Industri "Feed The World" Hotel Grand Hyatt, Jakarta, (24/8).
Pasar murah akan diadakan di beberapa tempat di seluruh Indonesia dan untuk Jakarta ditentukan sebanyak 20 titik. "Jumlah gula yang pasok tidak terbatas, tergantung kebutuhan," kata dia.
Bayu menuturkan, pasar murah dimaksudkan untuk membantu kelompok masyarakat dengan berpenghasilan rendah yang menjadi target sasaran beras miskin (raskin). Meski demikian, lanjutnya, pasar murah tidak akan berdampak pada penurunan harga gula di pasaran. "Dari pengalaman, pasar murah tidak berdampak pada harga. Ini hanya untuk membantu masyarakat miskin," tambahnya.
Pemerintah saat ini kesulitan menstabilkan harga gula yang semakin meroket memasuki bulan ramadhan. Meski telah memasuki musim panen giling tebu, tingginya harga gula sangat dipengaruhi harga gula di pasar internasional. "Harga lelang gula sekarang sama dengan harga impor gula ditambah bea masuk," kata Bayu.
Pekan lalu harga lelang gula di PT Perkebunan Nusantara X di Jawa Timur mencapai Rp 7.300 per kg, hari ini harga lelang naik hingga Rp 8.461 per kg.
VENNIE MELYANI