Penurunan juga diberikan terhadap obligasi II/A/2008 senilai Rp 276 miliar yang jatuh tempo pada 20013 (idA-), obligasi II/B/2008 Rp 324 miliar yang jatuh tempo 2011 (idA), dan medium term notes syariah ijarah II/2008 yang jatuh tempo 2011 (idA).
"Peringkat-peringkat tersebut masih menunjukkan prospek stabil," kata analis Pefindo, Ronald Hertanto, dalam penjelasan resminya, Kamis (23/7). Menurut Ronald, penurunan peringkat disebabkan pelemahan profil bisnis dan keuangan pada emiten berkode APOL tersebut.
Selain itu juga dipengaruhi belanja modal yang besar di masa mendatang serta periode pembayaran pelanggan yang memanjang. "Hal-hal tersebut dapat membuat struktur kapital menjadi agresif, berisiko terhadap volatilitas freight rate, dan menurunnya tingkat sewa kapal," ujarnya.
Meski begitu, peringkat tersebut masih didukung posisi bisnis perusahaan yang kuat di jasa pengangkutan batu bara domestik. Termasuk didukung oleh potensi pertumbuhan bisnis karena implementasi kebijakan cabotage, tingginya permintaan terhadap batu bara, dan fleksibilitas finansial yang relatif kuat.
Arpeni merupakan salah satu perusahaan pelayaran terkemuka di Indonesia, yang menyediakan jasa pengangkutan untuk batu bara, minyak, LPG, pilp dan kayu. Hingga akhir Maret 2009, perusahaan ini telah mengoperasikan 80 kapal, yang terdiri dari 77 kapal milik sendiri dan tiga sewa.
Komposisi pemegang sahamnya adalah, PT Mandiri Sanni Pratama sebagai mayoritas menguasai 30,67 persen saham, PT Ayrus Prima 21,04 persen, Melon S/A Cundhill Recovery FD 9,67 persen, dan DEG 8,67 persen. Sisanya, sebesar 29,95 merupakan saham publik.
WAHYUDIN FAHMI