"Kami terus memantau untuk menjamin stok dan harga stabil dan aman hingga puasa dan lebaran," ujar Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan saat melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Selasa (7/7).
Mari memastikan tidak akan terjadi lonjakan harga berlebihan. Kenaikan harga hanya akan terjadi untuk komoditas tertentu seperti daging ayam dan sapi yang berkisar antara lima hingga sepuluh persen.
"Kenaikan harga secara musiman selama Lebaran dan puasa pasti terjadi, yang penting stok barang cukup dan tidak ada lonjakan harga hingga seratus persen," kata dia. Ia mengimbuhkan, harga pun akan kembali normal setelah Hari Raya Idul Fitri.
Dalam pantauan Departemen Perdagangan harga beras dan terigu cenderung stabil, bahkan harga minyak dan gula telah mengalami penurunan. Minyak goreng curah turun dari Rp 10.000 menjadi Rp 9.000 per kilogram, atau dari Rp 9.000 menjadi Rp 8.000 per liter. Harga gula turun dari Rp 8.500 menjadi Rp 8.000 per kilogram.
Sesuai perkiraan, harga gula mulai turun lantaran sudah masuk musim giling," tambahnya. Kenaikan harga yang terjadi pada komoditas cabe dan bawang merah, menurut Mari, dikarenakan faktor musim kemarau. "Harganya fluktuatif, naik-turun sesuai musim," katanya.
Namun Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil dan Menagah DKI Jakarta, Ade Soeharsono mengingatkan pedagang untuk tidak melakukan penimbunan stok untuk mengerek harga.
"Jangan coba-coba menimbun barang, karena stok banyak baik di pasar tradisional maupun di ritel modern," ujarnya.
Pemerintah Jakarta menjamin stok bahan pokok cukup untuk kebutuhan dua bulan ke depan, termasuk untuk pemilihan presiden dan menjelang bulan puasa serta Lebaran. "Stok lebih dari cukup, tidak akan kekurangan," kata dia.
Stok kebutuhan pokok di Jakarta meliputi beras 120 ribu ton, daging 30 ribu ton, telur 50 ribu ton, sayuran 300 ton, dan minyak goreng 100 ribu ton. "Ini cukup sampai menjelang puasa dan selama bulan puasa," ucap Ade.
Ia mengimbau masyarakat tidak melakukan pembelian bahan pokok secara berlebihan ataupun menyimpan stok agar tidak terjadi kenaikan harga. "Kalau masyarakat bisa tahan pembelian, harga tidak naik karena barangnya banyak, ini masalah demand dan supply," tambahnya.
Meski pun begitu, Ade menuturkan, masyarakat cenderung membeli bahan-bahan kebutuhan pokok dalam jumlah besar pada saat Hari Raya Idul Fitri yang akhirnya akan mengakibatkan kenaikan harga.
VENNIE MELYANI