Dana dari sindikasi bank yang dipimpin BNI itu akan dicairkan pada Juli nanti. Selain BNI sindikasi bank tersebut termasuk Bank Mandiri Tbk, Citibank Indonesia, dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA).
"Dananya akan kami pakai memenuhi belanja modal tahun ini yang nilai totalnya sekitar Rp 16 triliun," kata Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno, di Jakarta, Kamis (25/6).
Saat ini, ia melanjutkan, perseroannya juga sedang menjajaki pemenuhan belanja modal melalui pembiayaan vendor (vendor financing) sebesar US$ 900 juta atau sekitar Rp 9,28 triliun. Penjajakan itu dilakukan terhadap perusahaan dari tiga negara, yaitu Cina, Swedia, dan Finlandia.
Rencananya, masing-masing perusahaan itu, akan menyediakan dana sebesar US$ 300 juta atau setara Rp 3,1 triliun. "Perusahaan dari Swedia dan Filandia tergabung dalam konsorsium Export Credit Agency (ECA)," ujar Sarwoto.
Enam penasihat keuangan juga akan terlibat dalam pembiayaan itu sebagai arranger. Keenamnya adalah Deutsche Bank, HSBC, BNP Paribas, ICBC, China Development Bank (CDB), dan Bank of China. "Kami harapkan kesepakatannya bisa ditandatangi pada kuartal tiga tahun ini," katanya.
Sepanjang tahun ini anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) itu berencana membangun 5.000 menara (BTS) baru. Untuk memenuhi target itu, Telkomsel telah menandatangani kontrak pembangunan 953 BTS di Manado dan Sulawesi. "Kerja sama tersebut kami lakukan dengan penyedia jaringan asal Cina, ZTE," ujarnya.
WAHYUDIN FAHMI