Apabila Indonesia dibandingkan dengan Cina dan India, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menjelaskan, pangsa pasar perokok lebih besar di kedua negara itu lebih besar. Namun, karena Indonesia belum meratifikasi kebijakan pengendalian tembakau tersebut, industri asing berpeluang menyerbu.
"Secara ekonomi pasar Indonesia menggiurkan. Apalagi Phillip Moris dan BAT ditolak di negara mereka sendiri," kata Tulus dalam konferensi pers "Kepemilikan Industri Rokok oleh Perusahaan Asing Menyebabkan Keuntungan Tersedot ke Luar Negeri" di kantor Yayasan Jantung Indonesia, Jakarta, Jumat (19/6).
Padahal sebelum kedua raksasa industri rokok asing itu ke Indonesia, dia melanjutkan, Cinalah yang menjadi sasaran. Namun, Cina keburu meratifikasi kebijakan pengendalian tembakau internasional tersebut. "Indonesia menjadi negara kelima terbesar pangsa pasar rokok dunia," ujar Tulus.
NIEKE INDRIETTA