TEMPO Interaktif, Jakarta:PT Bank Negara Indonesia Tbk., memperkirakan rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) 2009 berpotensi meningkat. Bank pelat merah ini mentargetkan rasio kredit seret maksimal 6 persen (gross).
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk., Gatot M. Suwondo, mengatakan perseroan memilih untuk tidak terlalu percaya diri menghadapi pelambatan ekonomi global. "Kami akan berupaya mempertahankan di bawah 6 persen," katanya dalam jumpa pers kinerja 2008 di kantor pusat PT Bank Negara Indonesia Tbk., Senin (30/3).
Dia memperkirakan, industri manufaktur paling berpeluang menjadi penyumbang naiknya kredit seret dari kredit usaha menengah. Sedangkan untuk sektor usaha kecil, potensi seret terbesar terletak pada kredit perdagangan.
Sebelumnya, Bank Negara Indonesia melaporkan kinerja kredit macet 2008 membaik. Rasio kredit seret atau non-performing loan (NPL) turun menjadi 4,9 persen (gross) atau sebesar Rp 5,5 triliun dan 2 persen (net).
Guna mengantisipasi meningkatnya kredit macet, kata Gatot, perseroan mentargetkan rasio pencadangan kredit seret tahun ini bisa ditingkatkan ke level 110-115 persen. Saat ini pencadangan Bank Negara Indonesia mencapai 101 persen, atau sebesar Rp 5,6 triliun. "Berapa nilai yang harus disiapkan belum ditentukan, sangat sukar memprediksi angka tahun ini," katanya.
AGOENG WIJAYA