TEMPO Interaktif, Jakarta: Utang luar negeri perusahaan swasta di Indonesia yang jatuh tempo pada 2009 mencapai US$ 22,6 miliar.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A Sarwono mengatakan utang yang jatuh tempo itu terdiri dari utang jangka pendek US$ 17,4 miliar termasuk bunga US$ 2 miliar. Utang yang berasal dari trade financing sebesar US$ 5,2 miliar.
"Sebagian utang tersebut harus menghadapi perpanjangan di tengah sulitnya likuiditas saat ini," kata Hartadi di hotel Hyatt Aryaduta, hari ini.
Dia menjelaskan bahwa 31 persen dari US$ 17,4 miliar itu berasal dari perusahaan induk atau afiliasinya sehingga kemungkinan perpanjangan semakin besar. Sebesar 57 persen merupakan utang perusahaan asing atau joint venture yang sudah punya sumber pembiayaan.
Hartadi mengakui perpanjangan utang yang jatuh tempo itu sangat sulit di tengah krisis yang terjadi. Sebab, banyak pihak yang juga tengah memerlukan likuiditas. Menurut dia, bank sentral terus melakukan survei mengenai kemampuan untuk perpanjangan dari utang-utang luar negeri swasta ini.
EKO NOPIANSYAH