"Karena cukup, maka disepakati tidak akan ada impor gula hingga Mei mendatang," kata Abdul Wahid, Ketua Umum Badan Koordinasi Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) di Semarang, Jawa Tengah, Jum'at (13/3).
Pernyataan Wahid ini diungkapkan usai rapat koordinasi soal gula antara asosiasi tebu dengan beberapa pejabat terkait, seperti deputi menteri koordinator perekonomian dan deputi menteri perdagangan.
Wahid menyatakan, stok gula di dalam negeri diperkirakan bertambah terus seiring datangnya masa giling tebu di berbagai daerah, di antaranya di Sumatera Utara pada Februari, Lampung pada April, dan untuk Pulau Jawa pada Mei mendatang.
Target produksi gula tahun ini mencapai 2,8 juta ton. Dengan produksi sebesar itu maka Wahid berharap agar pemerintah tidak melakukan impor gula lagi. Indonesia melakukan impor gula terakhir pada akhir Desember 2008 lalu.
Lebih jauh Wahid menyatakan, harga gula impor tetap mahal jika dipasarkan di Indonesia. Ia memerinci harga gula impor sebesar Rp 6.950 per kilo dan ditambah biaya massuk sebesaar Rp 540 per kilogram. "Belum lagi ditambah dengan biaya lain-lain," katanya. Sedangkan harga gula dalam negeri saat ini mencapai Rp 7500 per kilogram.
Dalam rapat tersebut juga disebutkan soal harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gula. Menurut Wahid, HPP ditentukan pada April mendatang.
ROFIUDDIN