Lantas dia menyebut satu bukti. Dari setiap bursa kerja yang digelar di seluruh Indonesia, ujarnya, yang terisi hanya 30 persen. “Ini artinya, di dalam negeri itu ada lowongan pekerjaan,” kata Erman di Bandung, Sabtu (28/2).
Menurutnya, peluang kerja di dalam negeri itu kerap tidak terisi karena sistem pendidikan yang belum nyambung dengan kebutuhan tenaga kerja.
Dia mengatakan, jumlah pengangguran akibat efek krisis sendiri pertambahannya masih belum signifikan mengancam. Meski demikian, semua pihak diminta tidak lengah karena krisis akan menembus Indonesia diperkirakan akan datang lebih cepat dari perkiraan semula.
Erman menyebut, jumlah pekerja dirumahkan akibat krisis tercatat 42 ribu orang. Sementara yang sudah benar-benar diputus hubungan kerja mencapai 37 ribu orang. “Tapi yang dirumahkan itu masih bisa di mediasi (agar tidak di PHK),” katanya
Erman menambahkan, catatan Badan Pusat Statistik per September 2008 menunjukkan, jumlah pengangguran di Indonesia tercatat 9,4 juta orang. Jumlah itu berkurang 2 juta dari empat tahun sebelumnya yang sempat menembus 11,7 juta.
Departemennya, aku Erman, meminta pemerintah daerah baik provinsi atau kabupaten/kota untuk menanganinya karena urusan itu merupakan urusan wajibnya. Pemerintah pusat, lanjutnya, bertugas mengatur regulasi, pembinaan, serta fasilitas dan pembantuan. “Supaya ada sharing responsibility dengan pemerintah daerah yang ada,” tandasnya.
Bersama dengan Departemen Dalam Negeri dan Departemen Pendidikan Nasional, pihaknya, sebut Erman, sepakat menggelar sejumlah perombakan. Misalnya pengendalian jumlah dan pembenahan kualitas penduduk. Selain itu, mengurangi jumlah sekolah umum dan menggantinya dengan sekolah kejuruan.
AHMAD FIKRI