"Dengan penurunan harga tembaga di bawah asumsi, maka kesulitan dana tunai akan lebih besar," kata Presiden Direktur Newmont Martiono Hadianto dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi Energi dan Lingkungan di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis (26/2).
Martiono menjelaskan proyeksi keuangan perusahaan dibuat pada September tahun lalu dengan asumsi harga US$ 2 per pon atau sekitar Rp 24 ribu per 0,45 kilogram. Sementara saat ini harganya turun menjadi US$ 1,48 per pon atau sekitar Rp 17.820 per 0,45 kilogram.
Namun para pemegang saham Newmont sudah sepakat untuk menutup kekurangan dana tunai yang dibutuhkan. Kondisi keuangan juga akan tertolong dengan jumlah produksi metal yang lebih tinggi akibat kadar bijih tambang yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Dia menambahkan kondisi keuangan perusahaan akan membaik pada semester kedua karena peningkatan jumlah penjualan. Tahun ini Newmont mentargetkan penjualan sebesar US$ 1,09 miliar atau Rp 13 triliun, meningkat dari US$ 993 juta atau Rp 11,9 triliun pada tahun lalu.
Untuk mengatasi krisis keuangan, Newmont juga akan menunda belanja investasi bila tidak memberi nilai tambah yang signifikan terhadap peningkatan produksi.
DESY PAKPAHAN