"Sebagian saham kami hilang," ujar Teguh Hartono, koordinator nasabah Sarijaya cabang Bogor, Jawa Barat, melalui sambungan telepon, Jumat (13/2). Teguh mencontohkan, saham PT Bumi Resources Tbk miliknya yang menghilang dari portofolio.
Ia memperkirakan nilainya kini memang tak banyak, sekitar Rp 60 juta. "Tapi dulu saya beli ketika nilainya Rp 600 juta," kata dia. Adapun saham PT Polysindo Tbk, yang harganya kini hanya Rp 50 per lembar, tetap ada di rekeningnya.
Menurut Teguh, pihak Sarijaya mengatakan sebagian saham nasabah memang dipindahkan ke rekening gabungan yang digunakan untuk "menggoreng" saham di Bursa Efek Indonesia. Sementara, yang dilaporkan ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) untuk diverifikasi ialah rekening individu nasabah.
"Kami khawatir saham kami di rekening gabungan itu sudah dijual dan digelapkan Sarijaya," tutur dia. Teguh curiga penyelewengan itu dilakukan dalam interval waktu antara penahanan Komisaris Utama Sarijaya Herman Ramli pada 24 Desember 2008--yang dituding menggelapkan dana nasabah sebesar Rp 245 miliar--dan suspensi Sarijaya pada 6 Januari silam.
Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Bapepam-LK Fuad Rahmany mengatakan, nasabah dipersilakan menyelesaikan persoalan tersebut dengan Sarijaya. "Datang saja ke kantor Sarijaya, kan ada help desk-nya," kata dia. "Yang penting semua data sudah kami verifikasi. Kalau ada yang tidak cocok, komplain saja ke Sarijaya."
BUNGA MANGGIASIH