Menurut Bimo, sebelumnya pemegang saham utama Cibaliung Sumber Daya ialah ARC Exploration. Perusahaan asal Australia itu memiliki saham sebesar 95 persen, sedangkan Antam hanya lima persen sisanya.
"Persetujuan rapat umum pemegang saham ARC akan dilakukan akhir bulan Maret 2009," kata Bimo. Ia memperkirakan, seluruh proses transaksi akan selesai dalam waktu enam bulan.
Tambang emas Cibaliung kini berusia enam tahun, dengan tingkat produksi bijih tahunan 220 ribu ton dan produksi logam setara emas sekitar 2,2 ton. Adapun cadangan logam emas yang tersimpan di Cibaliung diramalkan sejumlah 12,8 ton.
Sepanjang tahun 2008, Antam menjual 2,833 ton emas, naik 1 persen dari 2,791 ton tahun sebelumnya. Meski pertumbuhan volumenya tak terlalu besar, pertumbuhan nilai penjualan domestiknya melonjak tajam, yakni 656 persen, dari Rp 256,7 miliar pada tahun 2007 menjadi Rp 1,9 triliun tahun berikutnya. Untuk eksplorasi emas, selama 2008 Antam merogoh kocek sebesar Rp 9,4 miliar.
Cibaliung Sumber Daya bukanlah satu-satunya perusahaan patungan yang dibentuk Antam untuk mengeksplorasi emas dari bumi Indonesia. Masih ada PT Nusa Halmahera Minerals, di mana Antam, dengan 17,5 persen saham, bekerja sama dengan Newcrest Singapore Holding Pte Ltd. Selain itu tercatat pula PT Sorikmas Mining (25 persen, menggandeng Oropa Limited), PT Gorontalo Minerals (20 persen, dengan PT Bumi Resources), PT Sumbawa Timur Mining (20 persen, bersama Eastern Star Resources), serta PT Pelsart Tambang Kencana (15 persen, dengan Pelsart International NL).
BUNGA MANGGIASIH