Pinjaman siaga ini, ujar Sri, akan berasal dari lembaga multilateral dan hubungan bilateral, namun bukan pinjaman untuk pembiayaan proyek. "Tentunya kalau yield obligasi negara mahal, pemerintah mengambil pilihan yang risikonya lebih kecil," ucapnya.
Pemerintah, dia mengimbuhkan, akan mengoptimalkan upaya pembiayaan melalui instrumen olbigasi negara dengan melakukan diversifikasi instrumen. Variasi tenor dan jangka waktu juga akan disederhanakan. "Tenor jangka pendek akan diperbanyak," kata Sri.
Dari proyeksi pemerintah, disebutkan pada 2009 defisit anggaran mencapai Rp 132 triliun atau 2,5 persen dari produk domestik bruto. Penghematan belanja negara melalui subsidi dan anggaran daerah mencapai Rp 53,2 triliun. Pemerintah juga mendapatkan tambahan surplus dari anggaran 2008 senilai Rp 51 triliun.
ANTON APRIANTO