Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Indonesia Sebaiknya Berdamai Soal Blok Natuna

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta: Pemerintah bisa mengupayakan win-win solution atau jalan damai dalam penyelesaian masalah kepemilikan blok gas Natuna Blok D Alpha, Kepulauan Riau.

"Pemerintah mendorong PT Pertamina (Persero) untuk melakukan negosiasi 'b-to-b' atau business to business (secara bisnis) dengan ExxonMobil untuk menggarap blok itu secara bersama," ujar analis perminyakan, Kurtubi, Sabtu (10/1), ketika dihubungi Tempo.

Seperti diberitakan sebelumnya, ExxonMobil mengatakan masih memiliki kontrak kerja sama Natuna meskipun Pemerintah Indonesia telah menterminasinya dua tahun lalu dan menyerahkan hak pengelolaan kepada PT Pertamina (Persero).

Menurut Kurtubi, langkah win-win solution ini jauh lebih efektif daripada kedua belah pihak saling memaksakan kehendaknya. "Kalau ExxonMobil tidak terima, dia bisa membawa masalah ini ke pengadilan arbitrase. Prosesnya akan panjang dan calon mitra kerja sama Pertamina pun menjadi ragu untuk membelanjakan investasinya di Natuna," katanya.

Selain mengurangi resiko pengaduan ke pengadilan arbitrase, upaya damai ini juga berdampak positif bagi percepatan eksplorasi dan eksploitasi gas Natuna. Karena saat ini ExxonMobil sudah menguasi data dan teknologi blok gas Natuna yang memiliki kandungan karbondioksida lebih dari 70 persen.

Selama 30 tahun ExxonMobil tidak kunjung mengembangkan blok gas Natuna. Dalam analisisnya, penelantaran ini terjadi karena perusahaan minyak dan gas asal Amerika Serikat itu, dalam waktu yang bersamaan mendahulukan pengembangan LNG (gas alam cair) di Qatar. "Kalau dua-duanya dikembangkan, nanti mereka berebut pasar yang sama," ucap dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kurtubi melihat ada hikmah positif dari tertundanya pengembangan Natuna. Karena kontrak bagi hasil yang disepakati sejak 1994 hingga 2005 sangat merugikan Indonesia. ExxonMobil dalam kontrak itu memperoleh 100 persen keuntungan di luar pajak.

"Sebaiknya jangan memperpanjang masalah. Berpikir pragmatis saja," tutur Kurtubi. Dengan terlaksananya proyek ini, ia menjelaskan, akan menambah pemasukan negara dan menciptakan lapangan pekerjaan.

SORTA TOBING

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


SKK Migas: Tiga Proyek Hulu Migasi di Blok Natuna Beroperasi

2 Desember 2019

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam, President dan GM Total E&P Indonesie Arividya Noviyanto Presiden Direktur Pertamina Hulu Indonesia Bambang Manumayoso, Direktur Utama Pertamina Hulu Mahakam Ida Yusmiati, SVP Exploration Pertamina RP Yudiantoro, dan Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffee Arizon Suardin saat meninjau North Processing Unit (NPU) wilayah kerja Blok Mahakam di Kutai Kartanegara, 31 Desember 2017. ANTARA
SKK Migas: Tiga Proyek Hulu Migasi di Blok Natuna Beroperasi

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengapresiasi tambahan produksi gas dari proyek BIGP.


Penjelasan ExxonMobil Mundur dari Konsorsium Gas Natuna

19 Juli 2017

Exxon Mobil.  REUTERS/Jessica Rinaldi
Penjelasan ExxonMobil Mundur dari Konsorsium Gas Natuna

Kementerian ESDM menjelaskan alasan ExxonMobil mundur dari konsorsium penggarap lapangan gas di perairan Natuna.


Exxon Mundur dari Konsorsium Blok East Natuna

19 Juli 2017

Logo Exxon Mobil. REUTERS/Lucas Jackson
Exxon Mundur dari Konsorsium Blok East Natuna

Selain Exxon, konsorsium perusahaan pengelola Blok East Natura
terdiri dari PT Pertamina (Persero) dan PTT EO (Thailand).


Dinilai Tak Ekonomis, ExxonMobil Akan Hengkang dari East Natuna

18 Juli 2017

Dinilai Tak Ekonomis, ExxonMobil Akan Hengkang dari East Natuna

Dari kajian yang diselesaikan pada Juni 2017 itu didapatkan
bahwa proyek pengembangan gas East Natuna tidak layak
investasi.


Begini ExxonMobil Buktikan Komitmen Berbisnis di Indonesia

28 April 2017

Logo Exxon Mobil. REUTERS/Lucas Jackson
Begini ExxonMobil Buktikan Komitmen Berbisnis di Indonesia

ExxonMobil Lubricants Indonesia berpartisipasi dalam Indonesia
Truckers Club TalkBiz 2017 sebagai bentuk komitmen perusahaan
di Indonesia.


Biaya Produksi Minyak Blok Cepu US$ 2,4 Per Barel

19 April 2017

Pertambangan minyak Exxon Mobil Oil Indonesia Inc
Biaya Produksi Minyak Blok Cepu US$ 2,4 Per Barel

Biaya produksi minyak mentah di Blok Cepu dinilai lebih ekonomis.


Uji Coba, Produksi Minyak Banyu Urip Exxon 200 Ribu Barel

19 April 2017

Exxon Mobil.  REUTERS/Jessica Rinaldi
Uji Coba, Produksi Minyak Banyu Urip Exxon 200 Ribu Barel

ExxonMobil Cepu limited memastikan hasil uji coba produksi
minyak mentah di lapangan Banyuurip, salah satu kawasan blok
Cepu meningkat.


ExxonMobil Tuntaskan Akuisisi InterOil Pekan Ini

21 Februari 2017

Exxon Mobil.  REUTERS/Jessica Rinaldi
ExxonMobil Tuntaskan Akuisisi InterOil Pekan Ini

Pemegang saham InterOil Corporation akhirnya menyetujui rencana penjualan ke ExxonMobil Corporation dengan nilai US$2,5 miliar.


Kapasitas Produksi Blok Cepu Ditargetkan Naik 20 Persen

21 Januari 2017

Pertambangan minyak Exxon Mobil Oil Indonesia Inc
Kapasitas Produksi Blok Cepu Ditargetkan Naik 20 Persen

Saat ini produksi Blok Ceput mencapai 185 ribu barel per hari.


Tanaman Banyak Mati, 4 Tuntutan Warga terhadap ExxonMobil  

18 Agustus 2016

Pertambangan minyak Exxon Mobil Oil Indonesia Inc
Tanaman Banyak Mati, 4 Tuntutan Warga terhadap ExxonMobil  

ExxonMobil menghargai penyampaian aspirasi dan informasi warga melalui dialog.