Ketua Tim Terpadu Pengawasan Barang Beredar yang juga Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan, lima barang konsumsi tersebut paling rawan diselundukan ke Indonesia. Langkah ini dilakukan untuk melindungi produk lokal dari serbuan barang selundupan. Selama ini pasar Indonesia dibanjiri produk selundupan garmen sampai 71 persen dan alasa kaki sekitar 50 persen. Tim Terpadu, kata dia, bertugas mencegah impor barang konsumsi selundupan dan memperbaiki pengawasan barang beredar.
Mari menjelaskan, anggota tim terdiri lintas departemen. “Masing-masing instansi sudah melakukan pengawasan, tapi tim bertujuan mengkoordinir dan mengefektifkannya," ujarnya, Jumat (31/10).
Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Anshari Bukhari menyatakan, mulai pekan depan pemerintah akan menutup pelabuhan rakyat (pelabuhan liar) di seluruh Indonesia dari impor lima barang konsumsi. Menurut dia, kelima komoditas itu hanya dapat diterima dan bongkar muat di pelabuhan yang ditentukan pemerintah..
Pelabuhan resmi untuk impor lima barang konsumsi adalah Pelabuhan Belawan (Medan), Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta), Pelabuhan Tanjung Emas (Semarang) dan Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya). “Di luar pelabuhan yang ditetapkan, akan dianggap sebagai barang selundupan," kata Anshari. Sedangkan pelabuhan udara, pintu masuk resmi barang impor adalah Soekarno-Hatta (Jakarta), Juanda (Surabaya) dan Hassanudin (Makassar).
BUNGA MANGGIASIH | NIEKE INDRIETTA