TEMPO Interaktif, Jakarta:Ekbis:Pemerintah perlu mewaspadai masuknya impor beras ilegal akibat penurunan harga beras di pasar Internasional. Direktur Pemasaran Domestik Departemen Pertanian Gardjita Budi mengatakan konsumen cenderung memilih komoditas yang baik sekaligus dengan harga murah. "Dua bulan lalu harga beras internasional memang turun. Kondisi ini perlu diwaspadai," ujarnya kepada Tempo, Senin (6/10).
Menurut dia, dengan penurunan harga beras di pasar internasional mempengaruhi signifikan terhadap situasi beras di dalam negeri. Depertemen Peranian, kata Gardjita, berusaha meningkatkan produksi dan produktivitas beras nasional. "Ketersediaan beras untuk 2008 cukup. Tapi kami belum berani ekspor," katanya.
Departemen Pertanian, kata dia, masih melakukan koordinasi dengan instansi lain untuk mengamankan pasokan dalam negeri. Gardjita menambahkan bahwa pihaknya belum mengetahui situasi harga beras dalam negeri pasca Lebaran ini.
Harga beras di pasar dunia mencapai harga rekor tertinggi pada bulan Mei 2008, tetapi pada bulan Agustus ini harga beras mengalami penurunan harga. Penurunan tertinggi dialami oleh beras Vietnam dengan variasi penurunan antara 36,7 persen hingga 39,8 persen. Seperti beras jenis Viet lima persen turun dari US$ 996 per ton pada bulan Mei menjadi US$ 599 per ton pada bulan Agustus. Sedangkan beras jenis Viet 25 persen turun dari US$ 863 per ton pada Mei menjadi US$ 548 per ton pada bulan Agustus.
Beras asal Thailand juga mengalami penurunan sekitar 18,25 persen dengan rincian untuk jenis Thai White second grade turun 24,3 persen atau dari US$ 963 per ton pada Mei turun menjadi US$ 787 per ton pada Agustus. Sedangkan jenis beras Thai Parboiled 100 persen turun dari US$ 1037 per ton pada Mei menjadi US$ 826 per ton pada dua bulan lalu.
ISMI WAHID