Tingkat inflasi pada bulan September 2008 tercatat sebesar 0,97 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) 113,25. Ini meningkat dibanding bulan sebelumnya dimana tingkat inflasi 0,51 persen dan IHK 112,16.
Adapun laju inflasi Januari-September 2008 sebesar 10,47 persen, sedangkan laju inflasi dibandingkan dengan September 2007 (year on year) sebesar 12,14 persen. Dari 66 kota yang dipantau Badan Pusat Statistik (BPS), seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tarakan 2,80 persen dan terendah di Manado 0,03 persen. Pada Agustus lalu, ada 6 kota yang mengalami deflasi.
Inflasi September terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan kenaikan indeks pada tujuh kelompok barang jasa terutama bahan makanan. Kenaikan harga yang menyumbang inflasi adalah kelompok bahan makanan 1,90 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,94 persen.
Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 1,22 persen, kelompok sandang 0,50 persen, kesehatan 0,36 persen, pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,63 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,22 persen.
Menurut Ryan, inflasi September yang nyaris mencapai satu persen juga di dorong kebutuhan masyarakat yang meningkat pada ramadhan dan lebaran tahun ini. Bank Indonesia, katanya, perlu menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin untuk menahan laju inflasi.
Tujuannya agar inflasi November dan Desember masing-masing di bawah satu persen. Setelah itu, BI taidak perlau lagi menaikkan suku bunga acuan, sehingga tetap berada di level 9,5 persen.
Eko Nopiansyah