TEMPO Interaktif, Jakarta: Direktur Utama Pertamina Ari Soemarno mengatakan krisis ekonomi yang melanda Amerika tidak akan banyak berimbas pada kegiatan Pertamina.
"Investor Pertamina bukan dari Amerika, tapi dari Jepang dan Timur Tengah," ujar Ari usai acara halal bihalal dan silaturahmi di Pertamina, Senin (6/10).
Karena itu, tambahnya, Pertamina akan tetap melaksanakan kegiatan di hulu perminyakan sesuai dengan rencana. "Kita akan terus upayakan peningkatan cadangan dan produksi. Krisis Amerika tidak akan berpengaruh pada kegiatan hulu Pertamina," kata Ari.
Begitu juga di sektor hilir, menurutnya, tidak ada perubahan perencanaan. Sejumlah proyek besar seperti LNG Dongisenoro, kilang Cilacap, serta pengembangan sejumlah kilang lainnya akan tetap jalan sesuai rencana. "Kita juga antisipasi kenaikan konsumsi bahan bakar minyak," kata Ari.
Meskipun begitu, menurut Ari, Pertamina mesti tetap waspada pada imbas tidak langsung resesi Amerika yang bisa menurunkan permintaan. Hal itu dikhawatirkan juga menyebabkan penurunan permintaan di Asia. "Permintaan turun, Cina turun, mereka impor sebagian barangnya dari kita," ujar Ari.
Selain itu, Pertamina juga mewaspadai pengaruh krisis dalam hal kebutuhan valuta asing, karena saat ini Pertamina merupakan pemakai dan pembeli valuta terbesar di pasar. "Karena valas untuk impor minyak," kata Ari.
Pertamina akan berkordinasi dengan pemerintah, terutama Departemen Keuangan dan Bank Indonesia. Kebutuhan valas Pertamina US$ 70 juta per hari.
Ari mengatakan rencana target laba Pertamina pada 2009 akan lebih besar dari rencana target 2008.
Agung Sedayu