TEMPO Interaktif, Jakarta:Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) Yamin Rachman mendukung opsi pemerintah untuk mendorong pabrik gula rafinasi terintegrasi dengan petani gula. "Jika petani mau mensuplay gula secara berkelanjutan, itu akan lebih baik," ujarnya kepada Tempo, Sabtu (6/9).
Menurut Yamin, impor raw sugar (gula mentah) sebagai bahan baku gula rafinasi akan merepotkan. Alasannya, harga di pasaran luar negeri fluktuatif. Harga dalam negeri, kata dia, lebih stabil dalam satu musim panen tebu. Selain itu, bahan baku di dalam negeri dapat dibeli sesuai dengan produksi yang diinginkan.
Pemerintah akan menghentikan izin impor gula rafinasi dan gula mentah atau raw sugar sebesar 500 ribu ton. Penghentian itu untuk memulihkan kondisi kelebihan pasokan gula di pasar domestik. Gula yang belum terserap di pasar diperkirakan mencapai 850 ribu ton, yang terdapat di gudang, pedagang dan toko pengecer.
Menteri Pertanian Anton Apriyantono pekan lalu mengatakan akan mendorong produsen gula rafinasi di dalam negeri untuk terintegrasi dengan petani tebu. Menurutnya dengan langkah yang terintegrasi ini akan menolong petani tebu agar tetap berproduksi.
Menurut data Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia, produksi gula rafinasi 2008 adalah 1,25 juta ton. Sedangkan produksi 2007 adalah 1,45 juta ton. Dengan berkurangnya bahan baku tersebut, praktis akan mengurangi produksi gula rafinasi dalam negeri. Untuk menutupi kekurangan itu, kata Yamin, pabrik gula yang masih memproduksi gula dengan mutu rendah atau dengan ikumsa lebih dari 200 diarahkan agar memproduksi raw sugar. Kemudian Raw sugar tersebut kemudian ditampung dan diolah oleh pabrik gula rafinasi dalam negeri. "Ini masih wacana," ujarnya.
Saat ini terdapat lima perusahaan gula rafinasi dengan kapasitas produksi total adalah 2,2 juta ton. Namun yang terpakai hingga saat ini adalah 1,8 juta ton. Bahkan, akan ditambah lagi dengan 5 perusahaan lagi dengan total kapasitas produksi 1,2 juta ton. Sehingga total kapasitas produksi gula rafinasi adalah 3,5 juta ton. Padahal kebutuhan perusahaan makanan dan minuman untuk gula rafinasi ini adalah 2 hingga 2,5 juta ton sampai 2012 nanti.
Impor gula mentah 2008 yang diizinkan Departemen Perdagangan adalah 1,75 juta ton. Jumlah ini mampu menghasilkan 1,5 juta ton gula rafinasi. Namun saat ini impor gula kasar baru terealisasi 1,4 juta ton. Adapun kebutuhan gula konsumsi nasional tahun ini adalah 2,7 juta ton.
ISMI WAHID