TEMPO Interaktif, Bandung:PT Telkomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk. ternyata baru memakai produk kandungan lokal 30 persen. Sisanya masih memakai produk impor. Begitu dikatakan Direktur Utama PT Telkom Rinaldi Firmansyah di Bandung, Senin (18/8/2008).
”Yang (bisa memasok) hanya produsen yang kecil-kecil, kalau skala besar nggak ada,” katanya. Itulah sebabnya dalam soal peranti telekomunikasi amat tergantung dengan produk impor.
Produsen-produsen Indonesia umumnya hanya memasok peralatan yang teknologinya gampang seperti menara dan kabel. Porsinya sekitar 30 persen dari total peralatan yang dipakai Telkom.
Kendati demikian, kata Rinaldi, bila dihitung dari nilai investasinya, produk lokal mengambil porsi setengahnya. ”Kalau dari investasi, mungkin 50 persen berasal dalam negeri, mulai dari pekerjaan sipil, mekananik, elektrik, kabel, dan lain-lain,” katanya.
Berbalik hampir 180 derajat untuk penggunaan kandungan lokal dalam peralatan komunikasi yang digunakan PT Telkom Tbk yang nyaris nol besar. ”Nggak ada produk lokalnya, kalau untuk telekomunikasinya belum ada,” katanya.
Perusahaan dalam negeri belum ada yang mampu memproduksi peranti telekomunikasi yang canggih dalam skala besar.
Keadaan itu amat berbeda dengan produsen-produsen Cina. Meskipun awalnya Cina ketinggalan dalam soal teknologi, kini mereka maju pesat. Lihat saja produsen Huawei atau ZTE yang membuat banyak peranti canggih.
Ahmad Fikri