Citrin berada di Departemen Keuangan untuk bertemu dengan Menteri Keuangan Boediono dalam review terakhir letter of intent terakhir pemulihan ekonomi Indonesia. Tapi Citrin mengaku senang karena pemerintah cepat mengambil tindakan tegas mengungkap kasus ini.
"Upaya ini memastikan perbaikan sektor perbankan terus berlanjut," katanya. Langkah tegas itu, kata Citrin, akan memberi dan memulihkan kepercayaan kepada praktisi dan dunia perbankan sendiri bahwa kondisinya bisa diperbaiki.
Kasus BNI mencuat setelah kas BNI Cabang Kebayoran Baru bobol akibat penyaluran kredit senilai Rp 1,7 triliun dengan jaminan letter of credit (L/C) fiktif oleh Gramarindo Group dan Petindo Group. Pengajuan kredit itu untuk membiayai ekspor pasir kuarsa dan minyak residu ke Kenya. Belakangan diketahui ekspor itu tidak pernah terjadi.
Bagja Hidayat - Tempo News Room