TEMPO.CO, Jakarta - PT Garuda Indonesia berencana menunda pengiriman 20 pesawat hingga tahun 2019. Wacana itu kini tengah dalam pembahasan dengan pihak produsen. "Jika memungkinkan, pengiriman pesawat dilakukan setelah 2019,“ ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Mansury di Jakarta Convention Center, Jumat, 22 September 2017.
Baca juga: Garuda Indonesia Rugi US$ 283,8 Juta
Pahala menyebut komposisi pesawat itu adalah 10 pesawat untuk Garuda Indonesia dan sisanya untuk maskapai Citilink. Dia masih merahasiakan jenis pesawat yang dimaksud lantaran masih tahap pembahasan.
Alasan penundaan itu, kata Pahala, adalah maskapai penerbangan pelat merah itu ingin berfokus kepada optimalisasi pesawat yang ada. Menurut dia, itu adalah salah satu cara untuk meningkatkan utilisasi pesawat.
Pahala berujar saat ini utilisasi pesawat mencapai 9 jam 38 menit. "Waktu saya gabung, kurang lebih masih 9 jam 10 menit. Jadi sudah meningkat," kata dia.
Dia menargetkan pada 2019, utilisasi pesawat dapat mencapai 11 jam. Dengan begitu, dia berharap hasil akhirnya ada peningkatan kinerja keuangan perusahaan.
Dia mengatakan pada kuartal III dan IV tahun ini, perusahaannya telah membukukan laba. Namun bila dijumlahkan dengan hasil pada kuartal I dan II, perseroan masih belum membukukan laba. "Tapi kalau momentum baik ini dijaga, mudah-mudahan 2018 sudah mulai membukukan laba," ucap Direktur Utama Garuda Indonesia ini.
CAESAR AKBAR