TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan menyambut baik kegiatan Lelang Expo 2017 lantaran dianggap mampu menyumbang pemasukan besar untuk kas negara.
Pada 2016 saja, pendapatan negara melalui lelang mencapai Rp 282,79 miliar, dalam bentuk penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Jumlah itu diperoleh dari nilai pokok aktivitas lelang sebesar Rp 13,1 triliun.
"Pada 2017 kita target Rp 302 miliar, tapi itu kan (dalam bentuk) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)," ujar Direktur Lelang Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu, Lukman Effendi, saat ditanyai di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat, 22 September 2017.
Simak: KPK Lelang 19 Mobil Hasil Sitaan Tindak Pidana Korupsi
Menurut dia, jumlah tersebut belum termasuk potensi penerimaan negara yang berasal dari dampak aktivitas lelang.
"Kita harap tak hanya dari penerimaan bea lelang, tapi ada Pajak Penghasilan (PPh) final, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Bisa masuk kas negara, artinya APBN dan APBD," kata Lukman.
Acara yang digadang-gadang sebagai kegiatan lelang terbesar pertama di Indonesia itu pun menghadirkan hasil rampasan dan barang gratifikasi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ada setidaknya 22 paket barang rampasan KPK.
"Ada 19 mobil, 1 lot (paket barang) handphone, koper dan tas, serta motor," ujar Lukman.
Dari pantauan Tempo, lelang barang rampasan KPK belum dimulai hingga pukul 13.45 WIB, Jumat. Namun, sejumlah objek lelang seperti mobil Volkswagen (VW) Golf warna silver keluaran 2011, VW Beetle berwarna putih keluaran 2012, dan Honda CRV warna silver metalic keluaran 2008 telah dipajang di hadapan peserta dan pengunjung.
Menurut Lukman, ketiga mobil tersebut dipajang sebagai perwakilan barang-barang lelang. "Itu display (pajangan), KPK tak bawa ke sini yang bagus-bagus karena takut tergores dan sebagainya. Peminat sudah melihat sebelumnya, aktivitas lelang tetap di sini (JCC)," kata dia.
YOHANES PASKALIS PAE DALE